Penyakit pernafasan atas (ISPA), flu burung dan flu babi, termasuk penyakit menular dengan cepat. Namun, penyakit ini dapat dicegah dengan praktek yang sebenarnya mencuci tangan dengan sabun.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal Chocrane Perpustakaan pada tahun 2007 mengatakan mencuci tangan dengan sabun memegang efektif pandemi flu virus dan ISPA. Penelitian di Inggris pada tahun 2007 juga disebutkan mencuci tangan lebih efektif daripada obat-obatan dan vaksin untuk menghentikan flu. Cuci tangan juga efektif untuk mencegah penyakit tifus, empat jenis cacing, disentri, kolera, dan hepatitis A.
Menurut pakar kesehatan, Handrawan Nadesul, virus dan bakteri sangat mudah bergerak. "Bukan hanya melalui jabat tangan, tetapi juga dari pintu khusus, tombol lift, penerima, dan setiap terus di tempat umum," katanya. Untuk mencegah masuknya bibit penyakit dalam tubuh, bakteri dan virus yang harus dilampirkan dibasuh dengan air dan sabun.
Sayangnya, tidak mencuci tangan mereka sehingga perilaku masyarakat Indonesia. Dasar Studies in Human Services tahun 2006 tentang perilaku orang-orang dalam mencuci tangan hanya 12 persen mencuci tangan setelah buang air besar, 9 persen setelah membersihkan kotoran dan lima bayi, 14 persen sebelum makan, 7 persen sebelum memberi makan bayi sebelum dan 6 persen menyiapkan makanan.
Melalui kegiatan sederhana dan murah, seperti mencuci tangan, dapat memiliki dampak ekonomi yang sangat besar. Di Filipina biaya diirit kesehatan berkat kebiasaan cuci tangan untuk mencapai 455 million dolar AS.
Menurut Bank Dunia, perilaku mencuci tangan dengan sabun kurang dipromosikan sebagai tindakan pencegahan. Depkes RI sendiri telah memasuki mencuci tangan dengan sabun dan air bersih dalam elemen-elemen kunci dari kesehatan anak-anak Indonesia.
Namun, menurut dr.Abidinsyah Siregar, Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes, pencegahan penyakit belum menjadi bagian dari perilaku masyarakat. "Perilaku adalah penyebab terbesar masalah kesehatan kita," katanya.
Untuk membangun perilaku sehat yang harus dimulai dini. "Jika orang dewasa sudah sulit untuk mengubahnya," kata Handrawan. Oleh karena itu, mencuci tangan harus dimasukkan dalam pendidikan kesehatan di sekolah dan di rumah. Dalam hal ini peran orang tua dan pendidik yang diharapkan. "Menjadi sehat berarti berperilaku baik," katanya.