Kebanyakan orang kurang percaya, kalau merokok berbahaya bagi kesehatan, sebagai reaksi terhadap penyakit yang disebabkan dari nikotin tembakau yang cukup panjang yang berkisar 20-25 tahun.
Perokok merasakan hasil dari nikotin tembakau yang baru, sejak usia 18 tahun mulai merokok sampai umur empat puluh tahun, penyakit baru sedang dideritanya mencapai empat (kronis), kata Dr Widyastuti Soerojo MSc di Jakarta.
Menurut dia, hampir separo masyarakat peringatan kesehatan di bungkus rokok tidak jelas, sementara yang lain memegang 26 persen dan tidak memotivasi seperempatnya tidak peduli lagi dan terlanjur kecanduan.
Sementara peringatan kesehatan di bungkus rokok adalah satu-satunya sarana pendidikan yang efektif dan lebih murah untuk mencapai masyarakat.
Studi di berbagai negara membuktikan bahwa peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dapat meningkatkan kesehatan orang yang merokok pada hubungan dengan dampak kesehatan yang dapat mengubah perilaku merokok.
Empat negara-negara ASEAN yang telah memiliki undang-undang (UU) pada bentuk peringatan kesehatan di bungkus rokok gambar, antara lain, Malaysia dan Brunei.
Sementara itu, produksi rokok di Indonesia diekspor ke negara-negara ini, ikuti aturan untuk menyertakan gambar pada bungkusnya peringatan kesehatan.
Indoneisa masyarakat mempunyai hak yang sama dengan masyarakat di negara-negara lain atas informasi yang jelas dan benar tentang bahaya rokok.
Menurut catatan jumlah perokok di Indonesia pada saat ini sekitar 60 juta orang, atau nomor tiga di dunia. Prevalensi merokok Cendrung meningkat dari tahun ke tahun.
Dua dari tiga laki-laki perokok aktif adalah sekitar tahun 2001, merokok diperkirakan menyebabkan berbagai penyakit dan kematian 427.948 orang per tahun, atau 1.172 orang per hari.
Rokok menyebabkan berbagai penyakit dan kematian dini, separuh kematian akibat merokok di usia, sehingga jumlah pasien kanker di Rumah Sakit Umum Persahabatan tuberkulosis (RSUP) menunjukkan meningkat secara dramatis selama empat tahun terakhir periode 2003-2007, kata ahli kesehatan masyarakat Widyastuti itu.
Tuberkulosis ahli Dr Prasenohadi PhD, SPP, mengatakan tren di usia mulai merokok di Indonesia menjadi semakin lebih muda rata-rata 19 tahun pada tahun 1995 menjadi rata-rata usia 17 tahun pada tahun 2004.
Akibatnya, usia tuberkulosis dan kanker juga cenderung muda, serta pengaruh asap rokok pada ibu hamil sangat berbahaya bagi masa depan generasi yang akan lahir, ia mengatakan dalam diskusi interaktif korban rokok asap Kemang Hotel di Jakarta.
Pakar Obstetrik dan ginekologi Prof DR FA Moeloek Sp OG, mengatakan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu hamil yang selalu menghirup asap rokok, efek pada otak dan besar IQ yang rendah.
Ahli jantung RS Harapan Kita Prof Dr Budi Setyanto Sp.JP mengatakan, asap rokok bertanggung jawab dalam penyakit jantung, sedangkan peringatan kesehatan yang sekarang tidak memotivasi orang untuk menghindari merokok.
"Kita memiliki tekad untuk menyatukan jumlah korban rokok nikotin yang merugikan generasi penerus bangsa,"