Your Ad Here

Cari by Google

5.6.11

susu formula anti-flu burung dan anti-diare.

"Penyakit flu burung masih menjadi ancaman di banyak negara, termasuk Indonesia. Diare pun sering menyerang masyarakat di negeri ini," ujar Rahmat dalam perbincangan ruang kerjanya. Pria kelahiran Sumatra Utara 31 tahun lalu itu adalah dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB, dengan spesialisasi Penyakit Hewan dan Mikrobiologi Medik.

Fakultas Kedokteran Hewan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Rahmat Hidayat menggeluti riset yang sangat berguna bagi anak-anak, dan kaum lanjut usia. Peneliti itu sedang meracik bahan susu formula baru. Susu formula itu akan menjadi penangkal diare, sekaligus anti flu burung, dua jenis penyakit yang terus menghantui masyarakat Indonesia. Dalam setahun, Rahmat berhasil menemukan Imunoglobulin Yolk dari kuning telor, yang tak mengubah rasa, warna dan bau susu. "Formula itu bisa mencegah dua jenis diare yakni akibat bakteri Escherichia coli dan Salmonella Enteritidis,"

Bagi Rahmat, susu dan telur ayam adalah dua elemen pokok penelitiannya. Selain sebagai sumber protein hewani yang sangat bermanfaat bagi daya tahan tubuh, susu dan telur ayam bisa menjadi perpaduan ampuh menangkal penyakit yang membuat banyak orang cemas, yaitu flu burung dan diare. Sejak 2009, Rahmat memimpin tim dari FKH-IPB untuk meneliti formula anti-flu burung dan anti-diare. Hasil penelitian mereka pada tahun pertama, ungkap Rahmat adalah memproduksi Imunoglobulin Yolk (Ig Y) anti flu burung, dan anti diare yang dibuat dalam tiga rupa, yaitu spray dry kuning telur, freezer dry kuning telur, dan ekstrak murni.
Produksi Ig Y diawali dengan perlakuan pada ayam petelur berupa vaksinasi sebanyak empat kali selama empat minggu. “Vaksin yang digunakan berupa H5N1 pada minggu pertama dan ketiga, sedangkan Escherichia coli dan Salmonella enteritidis digunakan setiap minggu,” kata Rahmat.

Selanjutnya, serum dan kuning telur dikoleksi dan diperiksa keberadaan Ig Y anti ketiga agen tersebut sejak minggu pertama pasca vaksinasi terakhir. Metode pemeriksaan untuk E coli dan S enteritidis adalah Agar Gel Presipitation Test (AGPT) sedangkan H5N1 metode Haemegglutination Inhibition (HI). ”Kami berkeyakinan formulasi susu itu sudah teruji, dan terdeteksi dapat mencegah flu burung dan diare (E coli dan S enteritidis). Jadi semacam imunisasi vaksin atau vaksin pasif,” ujar Rahmat.

Penemuan ini adalah terbaru, dan belum ada peneliti di Indonesia berhasil menemukan susu formula anti-flu burung sekaligus anti-diare. "Formula ini berguna menghadapi tiga jenis kuman, yaitu H5N1, Escherichia coli, dan Salmonella enteritidis, menyebabkan sering terjadi diare,"
Menurut Rahmat, formula temuan timnya itu tak hanya diperuntukkan untuk anak-anak. Manusia lanjut usia [manula] bisa merasakan manfaat racikan susu formula itu. Seperti kondisi anak-anak, daya tahan tubuh mereka tergolong lemah, sehingga rentan dengan kuman penyakit.
“Jadi susu formula hasil temuan ini, sangat berguna untuk anak – anak maupun manula,” kata Rahmat. Melalui penelitiannya, Rahmat ingin mendorong masyarakat Indonesia menyadari pentingnya minum susu. ”Selama ini masyarakat Indonesia masih sangat rendah untuk mengkonsumsi susu dibandingkan dengan negara lain,” kata Rahmat.

Namun, penelitian Rahmat bukan tanpa halangan. Masalah yang di hadapi adalah mencari ayam yang cocok bagi kepentingan riset, dengan jumlah yang memadai sebagai pabrik biologis menghasilkan Ig Y. Dalam produksi Ig Y bisa saja ayam yang diproduksi berbeda, karena kondisi ayam bahan riset berbeda satu dengan lainnya. ”Sehingga, kami sangat kesulitan mencari ayam yang tidak berbeda,” Selain itu, kemampuan hasil riset sangat tergantung pada varian flu burung yang digunakan untuk memproduksi Ig Y. Untuk saat ini Rahmat baru meneliti flu burung varian H5N1. Namun, penelitian terhadap flu burung varian lain, seperti H5N2, H7N2, H7N3, H5, dan H7 juga sangat memungkinkan. "Secara ilmiah, semua [varian] sangat memungkinkan, tapi masih perlu penelitian lebih lanjut," kata Rahmat.

Ia menambahkan, Ig Y sudah diujikan kepada tikus, yang merupakan mahluk mamalia, sama seperti manusia. Namun, kata dia, pada tahun 2011 pihaknya akan berusaha membuktikan hasil temuannya ini cocok terhadap manusia. ”Mudah-mudahan pada tahun 2011, kita akan gunakan relawan manusia menguji formula baru,”tutur suami dari Arum Kusniladewi itu.

Kendati menemui halangan, Rahmat bertekad hasil penelitian timnya itu bisa diterapkan dalam produksi susu bubuk pada 2011. Setelah itu, Rahmat akan mengembangkan formula produksi susu cair, yang selama ini banyak dikonsumsi anak-anak. “Kami akan memformulasikan susu anak-anak yang dijual per kotak dan saset. Karena, anak-anak lebih suka susu formula dalam bentuk cair yang siap minum,” kata Rahmat.

Ia berharap, penelitian lanjutan itu didukung pihak swasta. ”Sampai saat ini, pihak lain tertarik baru sebatas lisan, dan memang penelitiannya masih terus berlanjut. Jadi, untuk saat ini belum saatnya dikomersilkan kepada masyarakat umum. Kami masih harus menguji lebih lanjut," kata Rahmat.
Read More

4.6.11

Taman Surga Kepulauan Seribu

Pulau Tidung, inilah "taman surga"-nya Kepulauan Seribu-DKI Jakarta-indonesia. Tentu yang dimaksud dengan "Taman surga" adalah pesona pantai dan laut yang terkenal di seantero dunia. Pulau Tidung pun memiliki potensi yang sama. Pasir putih menawan dan laut biru bening.

Jika Anda mencari tempat wisata ala pantai Taman surga dengan bujet tipis, Pulau Tidung adalah jawabannya. Hanya dengan dana kurang dari Rp 500 ribu, Anda sudah bisa mendapatkan penginapan selama semalam, makan, transportasi kapal dari dan ke daratan Jakarta, sampai aktivitas permainan air.

Pulau Tidung terdiri dari dua pulau, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Luas keseluruhan Pulau Tidung hanya 54 hektar. Tak butuh waktu lama untuk mengelilingi pulau ini. Apalagi Anda bisa menyewa sepeda untuk berkeliling pulau. Malas bersepeda? Naik saja becak dan minta tukang becak membawa Anda berjalan-jalan di Pulau Tidung. Becak yang menggunakan sepeda motor ini pun murah, mulai dari Rp 5.000 saja.

Mampir ke Tidung, maka tak lengkap tanpa melewati Jembatan Cinta. Jembatan sepanjang kira-kira 800 meter yang terbuat dari kayu itu menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Banyak kisah di balik penamaan Jembatan Cinta itu. Sebuah kisah menyebutkan Pulau Tidung Besar ibarat Adam dan Pulau Tidung kecil adalah Hawa. Sebagai penghubung "Adam" dan "Hawa", jembatan kayu pun diberi nama "Cinta". Cerita lain mengisahkan bahwa sepasang kekasih yang melintasi jembatan ini pun akan langgeng.

Berjalan di jembatan kayu ini memberikan sensasi tersendiri. Laut yang dangkal nan bening, membuat Anda bisa melihat karang-karang di dasar laut. Setiap sudut titian kayu begitu cantik. Tak heran banyak pengunjung yang asyik berfoto di sini. Tepat di jembatan yang melengkung banyak pengunjung yang menguji nyali untuk melompat dari ketinggian jembatan ke laut. Konon, jika Anda melompat sebanyak tujuh kali berturut-turut, Anda akan mendapatkan jodoh. Boleh percaya, boleh tidak, namun inilah salah satu aktivitas favorit para pengunjung Pulau Tidung. Jembatan kayu ini sempat rusak dengan bolong di sana-sini. Namun kini tengah dilakukan perbaikan pada jembatan yang menjadi ikon wisata Pulau Tidung.

Kemisteriusan Pulau Tidung pun bertambah dengan adanya kuburan tua di Pulau Tidung Kecil. Tak ada sumber sejarah tertulis yang menyebutkan siapa yang dimakamkan di kuburan tersebut. Namun, secara turun temurun kuburan dikenal sebagai Panglima Hitam. Warga setempat mempercayai Panglima Hitam sebagai orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Tidung. Warga setempat bahkan wisatawan banyak yang berziarah ke makan tersebut.
Tak lengkap rasanya berkunjung ke Pulau Tidung tanpa berolahraga air.

Anda bisa bermain-main dengan banana boat, kano, snorkeling, atau bahkan diving. Khusus untuk snorkeling dan diving, Anda perlu menyewa perahu untuk membawa Anda ke titik-titik yang memiliki panorama bawah laut lebih cantik. Sekadar berenang di Pulau Tidung pun mengasyikkan. Tipikal laut dangkal yang hanya satu sampai dua meter itu juga cocok sebagai tempat anak-anak bermain air laut dengan aman. Menatap panorama Tidung di kala matahari terbenam juga menjadi agenda wisata wajib pengunjung. Uniknya, Anda bisa melihat matahari terbenam dan matahari terbit di Pulau Tidung.

Kegiatan menarik lainnya di Pulau Tidung adalah melihat pembuatan manisan rumput laut. Sayang, para pembuat manisan libur di Sabtu dan Minggu. Jika Anda ingin melihat pembuatan manisan maka datanglah di hari-hari kerja. Di musim tertentu, para penduduk setempat juga membuat manisan ceremai. Waktu terbaik untuk berkunjung ke Pulau Tidung adalah bulan April sampai Oktober. Berkunjung di luar bulan-bulan ini, maka bersiaplah bertemu badai dari angin musim barat. Belum lagi, sampah menumpuk jadi tamu tambahan Pulau Tidung. Saat angin musim barat, sampah-sampah kiriman dari daratan Jakarta 'nyasar' bertamu di Pulau Tidung.

Anda akan berwisata ke Pulau Tidung? Ingatlah untuk tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, saat snorkeling, jangan menginjak terumbu karang. Perlu berpuluh-puluh tahun untuk mengembalikan terumbu karang yang rusak itu.
Read More