Aphasia adalah kehilangan kemampuan untuk berbicara dan mengerti pembicaraan karena kelainan pada otak. Anak yang menderita Aphasia sejak lahir mengalami kesulitan dengan bahasa ucapan. Mereka yang Receptive Aphasia mempunyai kesulitan yang parah dalam mengerti kata-kata dan mengerti percakapan. Anak dengan Executive Aphasia dapat mengerti dengan cukup baik tetapi mempunyai kesulitan membuat kata-kata untuk dirinya sendiri.
Anak yang Receptive Aphasia kelihatannya dapat membingungkan dengan anak yang autistic khususnya bila mereka sudah sama-sama remaja karena mereka juga cenderung untuk mengabaikan suara dan menjadi anak yang menyendiri. Anak yang Executive Aphasia biasanya lebih responsif dan lebih memasyarakat, tapi mereka memiliki kesulitan yang sama dengan anak yang autistic dalam menirukan gerakan orang lain dan dalam berbicara.
Kedua kelompok anak yang menderita aphasia ini berbeda dengan anak yang autistic dalam hal dimana mereka menggunakan mata untuk membantu memahami dunia, dan mereka dapat berkomunikasi dengan baik dengan menggunakan cara non-verbal (tanpa kata-kata). Mungkin juga diketemukan anak yang aphasia dengan cacat tambahan yang sangat mirip dengan anak yang autistic. Receptive dan executive aphasia merupakan dua dari sekian banyak kekurangan-kekurangan yang muncul pada anak yang autistic. Aphasia dan autism saling membayangi satu sama lain, sehingga sangat sulit untuk mengatakan dalam kelompok yang mana seorang anak harus ditempatkan.