Your Ad Here

Cari by Google

21.8.09

Flu Babi - swine flu


Virus flu babi (biasa disebut swine flu, hog flu, atau pig flu), semula ditemukan pada babi (pertama kali diisolasi dari seekor babi yang terinfeksi di Amerika Serikat pada tahun 1930), kemudian virus flu babi ini kemudian ternyata juga ditemukan pada manusia. Varian barunya yang menginfeksi manusia pertama kali ditemukan di Meksiko April 2009 lalu, dan dikenal sebagai virus H1N1.
Para ahli menduga, virus ini tampaknya muncul dari babi-babi di Asia, dan dibawa ke Amerika Utara oleh seseorang yang terinfeksi. Namun, tidak ada bukti penularan terjadi akibat mengonsumsi daging babi yang telah dimasak dengan baik. Diduga, manusia yang tertular adalah karena melakukan kontak langsung dengan babi-babi itu.
Gejala flu babi biasanya mirip dengan gejala flu pada umumnya, termasuk demam, bersin-bersin, pilek, radang tenggorokan, batuk, pusing yang hebat, letih lesu, dan nyeri pada otot. Beberapa penderita kadang-kadang juga mengalami mual, muntah, dan diare. Bahayanya, di dalam tubuh penderita, virus H1N1 bisa menyebar bersama peredaran darah dan menginfeksi organ-organ tubuh lainnya. Bila paru-paru ikut terinfeksi, penderita bisa mengalami radang paru-paru (pneumonia), mengalami kesulitan bernafas, kejang-kejang, dan bahkan sampai mengalami kematian. Penderita yang dirawat di rumah sakit biasanya juga karena kondisi penyakit lain yang memburuk seperti asthma, diabetes, kegemukan, jantung, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Risiko tinggi juga dialami oleh ibu-ibu hamil. Namun, untuk memastikan apakah seseorang benar menderita flu babi, perlu dilakukan pemeriksaan lendir atau dahak dari tenggorokannya.

Antisipasi penyebaran, Sejauh ini, pemerintah berbagai negara telah menerapkan standar kewaspadaan yang cukup tinggi terhadap penyebaran virus ini. Pemerintah di Cina, misalnya, menerapkan pemeriksaan ketat bila ada turis yang demam. Otomatis, seluruh rombongan yang bersamanya akan dikarantina sementara untuk memastikan bahwa flu yang diderita bukanlah flu babi. Masa karantina ini biasanya berlangsung sekitar 4 hingga 7 hari. Begitupun pemerintah Indonesia, yang akan langsung mengisolasi turis (terutama di daerah wisata seperti Bali), yang menderita flu atau demam, sampai bisa dipastikan bahwa flu atau demamnya itu bukan flu babi.
Risiko penyebaran antar negara juga sudah berusaha diperkecil dengan penerapan skrining ketat oleh sejumlah maskapai penerbangan sebelum para penumpangnya menaiki pesawat. Bila di antara penumpangnya ada yang kemudian menunjukkan gejala-gejala flu, otomatis negara tujuan akan segera mengisolasinya. Isolasi juga akan diberlakukan terhadap penumpang-penumpang yang duduk di sekitarnya.

Vaksin belum ada, Sementara itu, obat yang digunakan untuk menanggulangi virus flu babi barulah Tamiflu (oseltamivir) dan Relenza (zanamivir). Tapi, obat ini tidak direkomendasikan untuk gejala flu yang telah muncul lebih dari 48 jam. Bila flu lebih dari 2 hari, sebaiknya pasien memperoleh penanganan yang tepat di rumah sakit dan dirawat secara intensif. Vaksin flu babi sendiri saat ini masih dalam tahap penelitian oleh WHO, dan diperkirakan baru akan bisa ada hasilnya akhir tahun ini. Sebelum saat itu tiba, kalaupun sudah ada hasilnya, mungkin jumlahnya masih sangat terbatas.

Pencegahan Sekarang, agar tak tertular, minimalkan kontak dengan penderita flu (apapun). Virus ini terutama menyebar lewat batuk dan bersin penderita. Bila Anda sendiri yang flu, gunakan masker, dan usahakan untuk beristirahat total, makan yang bergizi, agar Anda cepat sembuh dan tidak menulari yang lain. Apalagi kalau dengan si kecil, jauhi dulu sementara! Jagalah kebersihan dengan sering-sering cuci tangan pakai sabun. Jangan sering mengusap hidung, mulut, atau wajah dengan tangan, karena mungkin saja Anda habis memegang sesuatu yang kotor dan lupa belum cuci tangan.
-->