Your Ad Here

Cari by Google

23.11.09

Gen yang menjadi kunci pemicu timbulnya tumor

Indonesia, Peneliti mengungkapkan bahwa mutasi gen ini menyebabkan meningkatnya kadar suatu zat kimia dalam otak yang bisa memicu timbulnya tumor atau kanker. Dengan ditemukannya mutasi gen yang menjadi kunci pemicu timbulnya tumor, maka hal ini dapat menimbulkan harapan untuk menghambat produksi zat kimia tersebut agar dapat mencegah timbulnya tumor yang ganas.

Orang yang memiliki tumor otak tertentu seperti glioma tingkat rendah, biasanya akibat terjadi mutasi gen yang dapat mengontrol produksi enzim yang disebut IDH1. Studi terbaru menunjukkan mutasi ini mengubah cara kerja suatu enzim yang dapat meningkatkan zat kimia 2-hidroksiglutarat (2HG) di otak.
Peneliti menemukan sampel pasien glioma malignant dengan mutasi IDH1 memiliki 100 kali lebih banyak zat 2HG dibandingkan dengan sampel dari pasien yang tidak mengalami mutasi. Dengan mengukur kadar dari 2HG bisa digunakan untuk membantu mengidentifikasi pasien dengan tumor otak akibat mutasi IDH1.

"Selain itu, pasien dengan glioma tingkat rendah bisa mendapatkan manfaat dari terapi penghambatan produksi 2HG, inhibisi ini bisa memungkinkan memperlambat atau menghambat glioma tingkat rendah menjadi sekunder glioblastoma yang lebih berbahaya," ujar Profesor Lew Cantley, seorang ahli bedah di Beth Israel Deaconess Medical Center, seperti dikutip dari BBCNews, Senin (23/11/2009).

Cantley dan tim menggunakan area tertentu untuk penelitian yang disebut dengan metabolisme kanker, teknik ini fokus untuk mempelajari bagaimana perubahan aktivitas metabolisme dari sel-sel kanker. "Apa yang sebelumnya tidak aktif, pada kenyataannya enzim ini onkogen (gen yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor) aktif dan bisa menjadi sasaran terapi yang potensial," ungkap Cantley.

Dr Laura Bell dari badan amal Cancer Research, Inggris mengungkapkan hasil penelitian ini memberikan informasi baru yang menarik mengenai bagaimana tumor otak bisa berkembang dan bagaimana cara menghambatnya sehingga dapat membantu dokter menentukan perawatan apa yang tepat untuk menyembuhkannya.

Diharapkan dengan informasi ini bisa membantu para peneliti untuk menentukan terapi yang tepat bagi pasien kanker otak nantinya agar bisa bertahan hidup dan mengobati penyakitnya.