Your Ad Here

Cari by Google

18.1.10

Visa eCommerce Consumer Monitor

JAKARTA--Belanja online makin populer di kalangan pengguna internet di Asia Pasifik. Suatu studi yang diprakarsai Visa mencatat bahwa hampir sembilan dari sepuluh (89 persen) orang yang berpartisipasi dalam Visa eCommerce Consumer Monitor mengatakan mereka telah berbelanja online dalam 12 bulan terakhir.

Responden dari Korea Selatan (97 persen), Cina dan Jepang (masing-masing 94 persen) dan Australia (89 persen) sebagai jumlah pembelanja online terbanyak dari enam negara kunci yang disurvai. Dalam pertumbuhan perkuartal, jika dibandingkan dengan responden lain, Cina dan India mencatat peningkatan belanja online terbesar selama enam bulan terakhir.

Meningkatnya jumlah pengguna belanja online, dalam pandangan regional head, eCommerce, Asia Pacific, Visa, tak lepas dari kehadiran kelas menengah dan meningkatnya penetrasi internet di Cina dan India. ‘’ Tidaklah mengejutkan bahwa lebih banyak orang di kedua pasar baru tersebut akan online dan mengeksplorasi manfaat yang ditawarkan eCommerce," kata Sinta

Dari Riset Visa terungkap bahwa Item terpopuler yang dibeli secara online dalam 12 bulan terakhir adalah baju/sepatu (55 persen), buku (50 persen) dan unduh musik (49 persen) . Hasil monitor juga menemukan bahwa alasan utama untuk belanja online adalah karena dapat berbelanja kapan saja (80 persen), perbandingan harga dan menghemat uang (79 persen), dapat mencari dan membandingkan produk dengan mudah (78 persen) dan mencari barang murah (75 persen).

Jumlah orang di Asia Pasifik yang memiliki akses ke internet meningkat sebesar 22 persen selama periode September 2008 sampai September 2009. Cina memimpin dengan pertumbuhan sebanyak 31 persen diikuti oleh Jepang (18 persen) dan India (17 persen) .

Keamanan berbelanja secara online juga medorong pengguna internet melakukan transaksi secara elektronik. Hampir setengah responden (48 persen) yang disurvai mengatakan lebih sering berbelanja online dibandingkan dengan tahun lalu, seiring dengan meningkatnya keamanan dan kepercayaan dalam pembayaran.

Responden juga merasa cara terbaik untuk meningkatkan keamanan bertransaksi apabila mendapatkan jaminan dari bank (46 persen) website yang menunjukkan bahwa mereka memiliki metode pembayaran yang aman (45 persen) dan dengan transaksi yang dijamin oleh perusahaan kartu pembayaran (40 persen). Responden juga menyatakan akan lebih sering berbelanja online jika keamanan transaksi online meningkat.

Visa juga mencatat untuk melindungi diri terhadap penipuan, banyak responden di kawasan Asia Pasifik memilih menggunakan Verified by Visa (25 persen) daripada alat keamanan skema pembayaran online lainnya. Verified by Visa adalah sebuah kerangka kerja pembuktian keaslian (authentication) yang melindungi konsumen dari penipuan pembayaran online dengan cara melindungi informasi kartu Visa mereka selama transaksi online berlangsung.

Sinta menjelaskan bahwa sebagian besar konsumen memahami bahwa keamanan pembayaran online merupakan tanggung jawab bersama semua pihak yang terlibat dalam jaringan pembayaran. "Untuk membantu menjaga sistem tetap aman, Visa mengadopsi multi-strategi berlapis untuk keamanan pembayaran. Sebagai bagian dari pendekatan ini, Verified by Visa memberikan konsumen keamanan dan ketenangan ketika mereka melakukan pembayaran online,"