Your Ad Here

Cari by Google

25.3.10

Nyamuk Anopheles Vaksin Antimalaria

Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, memperkirakan sekitar satu juta, dari 250 juta penderita malaria meninggal setiap tahunnya, bahkan di Afrika, satu dari setiap lima kasus kematian anak, disebabkan oleh malaria.

Ilmuwan dari Universitas kedokteran di Tokyo, Jepang, berhasil menemukan vaksin antimalaria dengan mengembangkan rekayasa genetika dari spesies nyamuk Anopheles. Demikian diliris jurnal ilmiah Inggris, Insect Molecular Biology dikutip situs CNN.

Dalam rilis situs, Ketua tim peneliti Professor Shigeto Jichi Yoshida mengatakan, peneliti berhasil mengubah air kelenjar ludah nyamuk Anopheles jenis Stephensi, menjadi vaksin Leishmania. Padahal nyamuk berjulukan "pencacar terbang" merupakan penyebar utama malaria pada manusia.

Yoshida menjelaskan, uji penyuntikan vaksin ke tikus percobaan di laboratorium, berhasil menghasilkan antibodi dari serangan nyamuk di wilayah tropis dan subtropis. Sehingga, serum antibodi tersebut, bisa digunakan dalam merumuskan strategi baru memerangi malaria secara global.