KANKER leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Kanker ini biasa terjadi pada wanita berumur, tetapi beberapa data menemukan kasus ini juga dialami wanita yang berumur 20-30 tahun.
Menurut dr Rizal Sanif SpOG, kanker lehar rahim terjadi jika sel-sel yang ada di daerah tersebut, membelah secara tak terkendali dan menjadi abnormal. Jika sel-sel tersebut terus membelah, maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor.
’’Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut menjadi ganas, maka keadaanya disebut sebagai kanker leher rahim,’’ujar dr Rizal Sanif spesialis Obstetric & Ginekologi RS Pelabuhan Palembang.
Rizal mengatakan, pada awalnya perjalanan penyakit dari kanker leher rahim dapat berupa pembakal kanker atau lesi prakanker. Perubahan prekanker ini biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul atau pap smear.
’’Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Pada saat ini dapat timbul gejala seperti gangguan menstruasi, perdarahan vagina, serta keputihan,’’tuturnya.
Jika kanker berkembang makin lanjut, terangnya maka dapat timbul gejala-gejala seperti berkurangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan. Selain itu kelelahan, nyeri panggul, punggung dan tungkai, keluar air kemih, tinja dari vagina dan patah tulang.
Lebih jauh Rizal menerangkan, penyebab dari terjadinya kelainan pada sel-sel leher rahim tersebut tidak diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor resiko yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks. Seperti HPV (Human Papilloma Virus)
’’HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil pada daerah genital (kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim,’’katanya.
Faktor lainnya, lanjut Rizal yakni merokok. Tembakau dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. Lalu hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini, berganti-ganti pasangan seksual, gangguan sistem kekebalan tubuh, pemakaian pil KB dan infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.