Your Ad Here

Cari by Google

24.6.12

tarian tor-tor milik Indonesia

Tarian Tor-tor merupakan tarian khas Batak – indonesia dengan gerakan yang seirama dengan musik gondang yang terdiri dari kendang, alat tiup sarune, suling, dan saleot. Semua suku Batak di Sumatera Utara menyebut tarian mereka dengan Tor-tor, mulai dari Batak Toba, Mandailing, Pak-pak, Simalungun, sampai Karo.

Selain alat musik, satu hal lagi yang indentik dengan tarian ini adalah kain ulos yang dikenakan penari, baik perempuan maupun laki-laki. Gerakan dalam tarian ini sebenarnya tidak terlalu kompleks dan cenderung monoton pada gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan. Kalaupun ada gerakan tubuh secara keseluruhan, tidak terlalu banyak.
Suku Batak zaman dulu menggunakan tarian ini untuk acara ritual dan berbau mistis yang berhubungan dengan roh leluhur. Melalui tarian ini, penari zaman dulu memanggil roh nenek moyang untuk masuk ke dalam obyek berupa patung-patung batu. Konon, patung tersebut bergerak seperti menari, akan tetapi gerakannya kaku.

Tor-tor memiliki jenis yang berbeda-beda, misalnya Tor-tor Pangurason atau tari pembersihan. Tarian ini biasanya digelar untuk pesta besar. Sebelum pesta, 'pembersihan' dilakukan agar tempat atau lokasi pesta agar jauh dari mara bahaya.
Selain itu, ada Tor-tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Kemudian ada Tor-tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah, maka ditarikan tari Tor-tor ini.

Saat ini, suku Batak menggunakan tarian ini dalam berbagai acara adat, mulai dari pernikahan, orang mati, menyambut tamu agung, dan juga festival budaya.
Setiap orang sumatra utara pasti bisa menari tarian tor-tor, karena tarian ini selalu di pakai dalam berbagai acara di sumatera utara. Tarian ini juga sangat di sukai oleh orang yang bukan suku batak. Tarian di Indonesia mempunyai ciri khas masing-masing daerah yang menjadi suatu tarian yang di banggakan.
Tarian tor-tor juga tidak hanya suku mandailing yang menari tor-tor, melainkan suku selai mandailing juga dapat menari tarian tor-tor dengan baik.
Tarian ini sangat terkenal sehingga sellalu di pakai pada acara-acara. Pakaian yang digunakan pada tarian tor-tor adalah pakaian ciri khas batak dengan memakai ulos.
Dalam perkembangannya makna tarian Tor-tor pun disesuaikan dengan tema acara adat yang sedang dilakukan. Dan untuk lebih memeriahkan tari Tor-tor, sebagian penonton memberikan saweran kepada penari. Sambil menari, penonton bisa menyelipkan uang kertas di sela jari atau tangan penari.
Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar yang mana lebih dahulu di bersihkan tempat dan lokasi pesta sebelum pesta dimulai agar jauh dari mara bahaya dengan menggunakan jeruk purut. Tor-tor menjadi perangkat budaya dalam setiap kegiatan adat orang batak.
Tarian tor-tor juga di pakai pada pesta pernikahan, bagi suku mandailing tarin tor-tor merupakan tarian yang sangat di jaga sampai sekarang. Banyak orang yang mengenal tarian tor-tor karena tarian tor-tor selalu di gunakan oleh beberapa sanggar tari untuk menjadi salah satu tarian yang di kembangkan dan di lestarikan